Powered By Blogger
Myspace Falling Objects @ JellyMuffin.com Myspace Layouts

Selasa, 29 Juli 2008

I`m not Wonderwomen

Hari ini terasa begitu cerah. Aku keluar dari rumahku setelah mencium kedua tangan orang tuaku. Sebelum berangkat, ibu mengingatkanku agar aku mengerjakan ujian dengan teliti. Kata ibuku sebenarnya aku ini pandai tapi kalau sudah ujian sifat cerobohku tiba-tiba kambuh. Tak hanya ibuku saja yang berkata seperti itu guru-guruku di sekolah juga mengatakan hal yang sama. “ Sebenarnya kamu itu pandai Zestha tapi kenapa saat ujian nilai kamu jeblok. Padahal ulangan harianmu bagus-bagus ” kata salah seorang guru matematikaku.
Tin…tin… Tiba-tiba saja lamunanku dibuyarkan oleh klakson sepeda motor tetanggaku. “ Dik…Bareng yuk? Soalnya aku juga lewat arah sekolahmu.” Kak Anjez menawari Zestha.
“ Makasih kak. Tapi nggak usahlah kak lagian aku masih mau menikmati udara pagi hari yang sejuk ini.” Kataku menolak ajakan kak Anjez. Sebenarnya dalam hati Zestha sangat tergiur oleh ajakan kak Anjez tapi Zestha tidak mau nantinya dicap orang-orang sebagai cewek bensin seperti kebanyakan teman-temannya. Walaupun pernah satu ketika tetangganya pernah mengajaknya naik sepeda kayuh tetapi Zestha juga menolaknya. Begitulah prinsip yang selalu dipegang teguh oleh Zestha. Sesampainnya di depan gang, tak lama kemudian angkot yang berwarna kuning berhenti di depannya setelah Zestha melambaikan tangan. Dan 45 menit kemudian angkot yang Zestha tumpangi telah sampai di depan gerbang sekolahnya.
Zestha tidak langsung ke tempat ruang ujian karena memang ruangannya ini baru saja dibuka 15 menit sebelum bel masuk. Tujuan pertamanya yaitu menghampiri ruang ujian sahabatnya Ralda.
“ Ngapain Zes senyum-senyum gak jelas kayak gitu. Gila ya? “Tanya Ralda menanyakan keadaanku sembari menempelkan tangannya ke jidatku. “ Wah…sama nih keadaannya kayak ayam tetanggaku yang baru mati kemarin? ” Lanjut Ralda mengomentari keadaanku.
“ Heh! Kurang anjrid Ral…” Kataku spontan
“ Abis… Gak ada angin gak da ujan senyam-senyum kayak monyet!”
“ Bagus!!! Tadi ayam sekarang monyet abis ini apalagi? Nggak sekalian sekebun binatang dikeluarin semuanya. ” jawab Zestha sambil manyun.
“ Becanda doang kok…. Uthuk…uthuk…uthuk Zestha imut. Tapi lebih imutan yang tadi. “
“ Haa…ah Ralda? Aku tuh senyum-senyum terus soalnya kan ini hari terakhir kita ujian neng! Beberapa jam lagi kita bisa bebas dari semua beban minggu ini… Urgh….”
“ Tapi kan Zes nilai ujian kita belum keluar. “
“ Ntar kalo kena remidi gimana? Terus kan masih ada remidi. Kita juga harus belajar lagi Zes? ” Kata Zestha mendahului perkataan yang ingin diucapkan Ralda. “ Kamu mau ngomong itu kan Ral. ”
“ Iya… ”
“ Ketebak banget jalan pikiran kamu. Negative thinking terus! ”
“ Tapi kan bener? ”
“ Yah… emang bener lha wong aku yang ngomong! ” jawab Zestha sambil menyombongkan diri.
“ Ye… ”
Mereka berdua tertawa bersama dalam keadaan teman-temannya di kelas sedang asyik belajar untuk ujian jam pertama yang tinggal menghitung menit sedangkan mereka berdua malah sedang asyik-asyikan bergurau. Sebenarnya sebelum Zestha datang Ralda sedari tadi sibuk mengulang pelajaran yang tadi malam dia pelajarin tetapi setelah Zestha datang semua keadaan berubah. Karena Zestha pikir mempelajari pelajaran untuk ujian di sekolah bakalan membuat otak Zestha semakin ruwet. Memang berbeda pikiran orang pintar dengan pikiran orang yang biasa-biasa aja seperti Zestha. Hehehe…
Teeeeeeee…..t……
“ Waduh mampus aku. Udah bel nih… Aku balik dulu ya Ral “ Pamit Zestha.
“ Iya… cepetan!!! ”
Saat keluar dari kelas ternyata salah seorang gurunya sudah berada di depan pintu.
“ Eh Ibu Mitha…Makin cantik aja Bu ” goda Zestha sembari menyalami tangan Bu Mitha.
“ Udah sana masuk ke kelasmu Zes…” Komando Bu Mitha.
“ Siap Bu… ” Jawab Zestha sambil bergaya seperti seorang militer yang sedang dikomando oleh komandannya.
“ Dasar Zestha masih sempet-sempetnya ” Gumam Ralda yang telah duduk manis dibangkunya di deretan nomor 3 dari belalakang.
Setelah bel istirahat berbunyi tujuan yang pertama tetap seperti awal yaitu ke kelas Ralda. Tetapi sebelumnya dia menyempatkan dulu untuk melihat nilai ujian yang keluar. Sejauh ini hanya nilai Matematika dan TI yang tertempel di papan pengumuman sekolah. Dan alhamdulillah Zestha tuntas semuanya. Sesampainya di sana Zesta ikutan binggung karena kertas ulangan Ralda belum dibagikan. Tapi tiba-tiba Prisi mengajak Ralda untuk melihat nilai di papan pengumuman sedangkan aku ditinggal begitu saja oleh Ralda di kelasnya.
“ Yah…gini deh kalo dia udah binggung. Tau ah… ” Gumamku dalam hati. Untung saat aku keluar di depan kelas lewatlah karla.
“ Eh… Kar ntar jadi kan? ” Tanyaku kepadanya.
“ Jadi. Tapi aku nggak bawa motor nih. ”
“ Yah… terus gimana dong. Jalan? Wah…wah… ” Tapi setelah kupikir sejenak. “ Ya udahlah liat ntar. Sissy mau nebengin nggak ya? ”
“ Bukannya Sissy bareng ma temennya ”
“ Iya…ya… ”
“ Ya udah deh Zes. Ntar diomongin lagi. Aku ke kelas ya… udah bel nih ”
“ De… ”
Semenjak insiden di kelas Ralda tadi aku belum melihatnya sama sekali setelah bel pulang ini. Mungkin tadi dia udah pulang sewaktu aku ke kelas Karla.
“ Ya udah deh kar…kita jalan aja yuk ke warnetnya? ” Ajakku kepada Karla
“ Aku sih terserah aja. ”
“ Jauh gak Kar? ”
“ Aku juga gak tau Zes…”
“ Ya… udahlah sekalian jalan siang-siang. Let`s go…”
Saat berjalan menuju warnet bersama karla, aku banyak bicara dengannya juga soal kehidupan pribadiku yang memang tertutup diantara teman-teman sekolahku.
“ Kamu kok jutek banget sih ama cowok! Ehm…iya kamu tuh mirip Wonderwomen. Buktinya nih..kamu tuh mandiri banget ” tanya karla saat kami berdua berjalan menuju warnet.
“ Masa sih Kar? “ Aku tertawa setelah itu.
“ Ya iyalah…kalo nggak kenapa si Adan yang ngejar-ngejar kamu dari kelas 1 nggak pernah kamu tanggepin! ”
“ Kenapa yah? Aku juga nggak tau kenapa aku bisa sebel banget ma tuh anak. ”
“ Tapi jangan mau Zes ma Adan! Soalnya dia playboy ”
“ Nah…mungkin itu juga! ” Jawabku ngeles. “ Eh… yang itu ya warnetnya Kar? ”
“ Bukan! Masih kesana lagi ”
“ Lumayan jauh nih. ”
Tapi tak lama kemudian mereka pun sampai di warnet yang mereka cari. Dan mereka langsung masuk mencari komputer yang posisinya asyik.
Pertama-tama aku masuk ke dunia maya ini, tujuanku untuk membuka Freindster milikku dan kemudian chatting dan sekedar browsing mencari walpaper lucu. Tak penting memang, tapi beginilah caraku untuk mengusir rasa jenuh. Lama-lama aku bosan juga dengan kata-kata gombal dari lawan chattingku. Aku langsung kembali ke Freindsterku dan mencoba mencari FS ( singkatan dari Freindster ) seseorang yang sudah 2 tahun ini tak pernah lagi kutemui. Yang lebih tepatnya semenjak lulus dari SMP aku tak pernah lagi bertemu dengannya.
Sewaktu SMP dulu aku dan Fashry selalu saja digosipkan menjadi sepasang kekasih. Tepatnya gosip itu sejak kelas 1 SMP sampai akhirnya lulus SMP. Penyebab utama gosip itu adalah saat Fashry mengirim sepucuk surat cinta kepadaku. Tetapi isi surat itulah yang membuatku pada saat kelas 1 sangat membencinya. Isi surat itu menyatakan kalau dia menyukaiku tetapi ada satu kata yang membuatku sangat membencinya yaitu kata TERPAKSA diantara kaa-kata yang Fashry tulis. Entah apa artinya. Dan bodohnya aku tak membalas apa-apa karena aku sudah terlanjur marah. Meskipun aku tak tahu maksudnya. Tetapi saat kelas 2, aku tak pernah menduganya kalau ternyata aku berada di kelas yang sama dengannya. Di kelas ini aku sering memancingnya agar cemburu. Di saat itu pula dulu aku melihat rona api cemburu di matanya. Tapi tak pernah sekali pun Fashry menyatakan perasaan kepadaku. Kemudian saat di kelas 3 kami berada di kelas yang berbeda. Sampai kelulusan SMP tak pernah sekali pun kata-kata cinta keluar dari bibirnya.
Dan setelah 2 tahun ini ternyata aku sangat kehilangan dirinya. Aku sangat menantinya. Walaupun itu hanya sekedar bertemu saat di jalan aku ingin hal itu terjadi.
Tiba-tiba aku tak menyangka ada sebuah foto di album FS miliknya. Di foto itu dia bersama seorang perempuan. Pertama, kukira itu hanya adiknya tapi setelah foto kedua kubuka perkiraan itu salah besar ternyata… dia adalah kekasih Fashry. Rasanya kilatan keras menyambar diriku saat itu. Aku mencoba menahan tangisku yang sebenarnya aku tak setabah itu. Namanya Ayma. Dia gadis yang cantik dan sepertinya juga baik. Pantaslah Fashry mendapatkan gadis semanis itu. Kemudian aku tak tahan melihat semuanya dan aku langsung log-out FS milikku. Dan dengan sekejap aku mengstop komputer yang kupakai.
kemudian aku pindah di samping Karla sembari mengirimkan SMS kepada Ralda tentang peristiwa barusan. Aku terus memencet huruf-huruf di Hpku sehingga menjadi rangkaian keluh kesahku padanya. Aku menyuruh Karla agar segera pulang.
Tak lama kemudian aku telah berada di Angkot yang akan membawaku pulang. Gerimis hujan yang mengiringiku pulang mungkin ingin mewakili rasa kecewa dan hancurnya hatiku saat ini.
Ingin sekali ku menagis sekencang-kencngnya tapi aku mencoba menahannya kuat-kuat agar air mataku ini tak tumpah. Tiba-tiba aku teringat kata-kata karla tadi saat kita berdua berjalan menuju warnet. “ Kamu kok jutek banget sih ama cowok! Ehm…iya kamu tuh mirip Wonderwomen. Buktinya nih..kamu tuh mandiri banget ”.
Kamu salah kar, aku bukanlah seorang wonderwomen seperti yang kamu pikir. Aku hanya seorang cewek biasa yang bisa dengan mudah menangis hanya karena seorang cowok. Because I`m not wonderwomen karla… i`m still ordinary girl! That`s it…

yuHuuuu...